– Notes From The Underground, Stephen Duncombe-
Zine: Asal kata, Sejarah, dan Perkembangan
– Notes From The Underground, Stephen Duncombe-
Kepada: Para Perempuan dalam perjuangan di mana pun di dunia
Dari: Perempuan Zapatista
Saudara, compañera:
Kami sebagai perempuan-perempuan Zapatista mengirimkan kepadamu salam kami sebagai perempuan-perempuan dalam perjuangan seperti kita semua.
Kami memiliki berita sedih untuk kamu hari ini, yaitu bahwa kami tidak akan bisa menyelenggarakan Pertemuan Internasional Kedua Perempuan dalam Perjuangan di sini di wilayah Zapatista pada bulan Maret 2019.
Mungkin kamu sudah mengetahui alasan-alasannya, tetapi jika tidak, kami akan memberitahu kamu sedikit mengenai alasan-alasan tersebut di sini.
Pemerintah-pemerintah baru yang jahat telah mengatakan secara jelas bahwa mereka akan meneruskan megaproyek-megaproyek para kapitalis besar, termasuk kereta api Mayan mereka, rencana mereka untuk Tehuantepec Isthmus [1], dan pertanian-pertanian pohon komersil raksasa mereka. Mereka juga telah mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan perusahan-perusahaan tambang untuk masuk, juga agribisnis. Selain itu, rencana agraria mereka seluruhnya berorientasi ke arah penghancuran kami sebagai masyarakat asli dengan mengubah tanah-tanah kami menjadi komoditas-komoditas dan dengan demikian mengambil apa yang Carlos Salinas de Gortari mulai tetapi tidak bisa menyelesaikannya karena kami menghentikanya dengan perjuangan kami.
Semua ini adalah proyek-proyek penghancuran, tidak peduli bagaimana mereka mencoba untuk menyamarkan proyek-proyek penghancuran tersebut dengan kebohongan-kebohongan, tidak peduli berapa banyak mereka melipatkangandakan 30 juta suara mereka. Kebenarannya adalah bahwa mereka akan datang untuk semuanya sekarang, datang dengan kekuatan penuh melawan masyarakat asli, komunitas-komunitas, tanah-tanah, gunung-gunung, sungai-sungai, hewan-hewan, tanaman-tanaman mereka, bahkan batu-batu mereka. Dan mereka tidak hanya akan mencoba untuk menghancurkan kita para perempuan Zapatista, namun semua perempuan-perempuan asli (adat)—dan seluruh laki-laki dalam hal ini, namun di sini kita sedang berbicara sebagai dan mengenai perempuan-perempuan.
Dalam rencana mereka tanah-tanah kami tidak lagi untuk kami tetapi untuk turis-turis dan hotel-hotel besar dan restoran-restoran mewah mereka dan semua bisnis yang memungkinkan bagi turis-turis untuk memilki kemewahan-kemewahan ini. Mereka ingin mengubah tanah-tanah kami menjadi perkebunan-perkebunan untuk memproduksi kayu, buah, dan air, dan menjadi pertambangan-pertambangan untuk mengekstraksi emas, perak, uranium, dan semua mineral yang dikejar para kapitalis. Mereka ingin mengubah kami menjadi prajurit infanteri mereka, menjadi pelayan-pelayan yang menjual martabat kami untuk beberapa koin setiap bulan.
Para kapitalis itu dan pemerintah-pemerintah baru yang jahat yang mematuhinya berpikir bahwa apa yang kami inginkan adalah uang. Mereka tidak memahami bahwa apa yang kami inginkan adalah kebebasan, bahwa bahkan sedikit yang kami telah capai melalui perjuangan kami, tanpa perhatian, tanpa foto-foto dan wawancara-wawancara, tanpa buku-buku atau referendum atau jajak pendapat, tanpa pemungutan suara, museum-museum, atau kebohongan-kebohongan. Mereka tidak memahami bahwa apa yang meraka sebut “kemajuan” adalah sebuah kebohongan, bahwa mereka bahan tidak bisa memberikan keamanan bagi semua perempuan yang terus-menerus dipukuli, diperkosa, dan dibunuh di dunia-dunia mereka, baik mereka dunia progresif atau reaksioner.
Berapa banyak perempuan-perempuan telah dibunuh di dunia-dunia progresif dan reaksioner itu saat kamu membaca kata-kata ini, compañera, saudara ? Mungkin kamu telah mengetahui ini tetapi kami akan memberi tahu kamu dengan jelas di sini di wilayah Zapatista, tidak ada seorang perempuan lajang telah dibunuh untuk selama bertahun-tahun. Bayangkan, dan mereka memanggil kami terbelakang, bodoh, dan tidak penting.
Mungkin kami tidak mengetahui feminisme terbaik, mungkin kami tidak mengatakan “cuerpa” [a feminization of “cuerpo,” or tubuh] atau bagaimana kamu mengubah semua kata-kata, mungkin kami tidak mengetahui apa “kesetaraan gender” atau hal-hal lain dengan terlalu banyak tulisan-tulisan untuk dihitung. Bagaimanapun juga bahwa konsep mengenai “kesetaraan gender” tidak bahkan diformulasikan-dengan baik karena itu hanya merujuk kepada perempuan-perempuan dan laki-laki, dan bahkan kami, dianggap bodoh dan terbelakang, tahu bahwa ada orang-orang yang bukan laki-laki dan perempuan dan yang kami sebut “others” [otroas] tetapi yang menyebut diri mereka sendiri apapun yang mereka rasa suka. Tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan hak untuk menjadi apa adanya tanpa bersembunyi karena mereka diejek, dianiaya, dilecehkan, dan dibunuh. Mengapa mereka harus diwajibkan menjadi laki-laki atau perempuan-perempuan, untuk memilih satu sisi atau lainnya ? Jika mereka tidak ingin memilih maka mereka tidak harusnya tidak dihormati pada pilihan itu. Bagaimana kami akan mengeluh bahwa kami tidak dihormati sebagai perempuan-perempuan jika kami tidak menghargai orang-orang ini ? Mungkin kami berpikir seperti ini karena kami hanya sedang memberitahukan mengenai apa yang kami telah lihat di dunia-dunia lain dan kami tidak mengetahui banyak mengenai hal-hal ini. Apa yang kami ketahui adalah bahwa kami berjuang untuk kebebasan kami dan sekarang kami harus berjuang untuk mempertahankannya sehingga sejarah menyakitkan yang diderita nenek-nenek kami tidak dialami oleh cucu-cucu perempuan dan anak-anak perempuan kami.
Kami harus berjuang supaya kami tidak mengulangi sejarah dan kembali ke sebuah dunia di mana kami hanya memasak makanan dan melahirkan anak-anak, hanya melihat pertumbuhan mereka dalam penghinaan, rasa tidak hormat, dan kematian.
Kami tidak bangkit untuk kembali ke hal yang sama.
Kami belum melawan selama 25 tahun untuk akhirnya melayani turis-turis, bos-bos, dan pengawas-pengawas.
Kami tidak akan berhenti melatih diri kami untuk bekerja di bidang pendidikan, kesehatan, budaya, dan media; kami tidak akan berhenti menjadi otoritas-otoritas otonom untuk menjadi pekerja-pekerja hotel dan restoran, melayani orang-orang asing untuk beberapa peso. Bahkan tidak masalah jika beberapa peso atau banyak peso, apa yang penting bahwa harga diri kami tidak ada harganya.
Karena itulah yang mereka inginkan, compañera, saudara, bahwa kami menjadi budak-budak di tanah-tanah kami sendiri, menerima beberapa sedekah dengan imbalan membiarakan mereka menghancurkan komunitas kami.
Compañera, saudara:
Ketika kamu datang ke gunung-gunung ini untuk pertemuan tahun 2018, kami melihat bahwa kamu memandang kami dengan rasa hormat, mungkin bahkan dengan kekaguman. Tidak semua orang menunjukan rasa hormat itu—kami tahu bahwa beberapa orang datang hanya untuk mengkritik kami dan memandang rendah kami. Namun itu tidaklah masalahnya—Dunia ini besar dan penuh dengan berbagi macam perbedaan pikiran dan ada orang-orang yang memahami bahwa tidak semua dari kita bisa melakukan hal yang sama dan mereka yang tidak. Kami bisa menghormati perbedaan itu, compañera, saudara, karena bukan untuk apa pertemuan itu, untuk melihat siapa yang akan memberikan kami ulasan-ulasan bagus atau buruk. Itu untuk bertemu dan memahami satu sama lain sebagai perempuan-perempuan yang berjuang.
Demikian juga, kami tidak ingin kamu memandang kami sekarang dengan rasa kasihan atau malu, seolah-olah kami adalah pelayan-pelayan menerima pesanan-pesanan yang disampaikan dengan kurang lebih sopan atau kasar, atau seolah-olah kami adalah vendor-vendor yang menjajakan harga kerajinan atau buah dan sayur-sayur atau apapun. Tawar menawar adalah apa yang para perempuan kapitalis lakukan, meskipun tentu saja ketika mereka pergi ke mall mereka tidak melakukan tawar menawar terhadap harga; mereka membayar apa pun yang diminta kapitalis dengan penuh dan lebih, mereka melakukannya begitu senang.
Tidak compañera, saudara. Kami akan berjuang dengan seluruh kekuatan kami dan segala yang kami telah peroleh melawan mega-peoyek-mega-proyek ini. Jika tanah-tanah kami ditaklukkan, itu akan menjadi darah perempuan-perempuan Zapatista. Itulah yang kami telah putuskan dan Itulah apa yang kami ingin lakukan.
Tampak bahwa pemerintah-pemerintah baru yang jahat ini berpikir bahwa karena kami adalah perempuan-perempuan, kami akan segera menurunkan pandangan kami dan mematuhi bos dan pengawas-pengawas barunya. Mereka berpikir apa yang kami sedang cari adalah seorang bos baik dan upah yang layak. Itu bukanlah apa yang kami sedang cari. Apa yang kami inginkan adalah kebebasan, sebuah kekebasan yang tidak dapat diberikan siapapun kepada kami karena kami harus memenangkannya sendiri melalui perjuangan, dengan darah kami sendiri.
Apakah kamu berpikir bahwa ketika kekuatan pemerintah baru yang jahat itu—paramiliternya, penjaga nasionalnya—datang kepada kami kami akan menerima mereka dengan hormat, rasa syukur, dan kebahagiaan ? Tidak. Kami akan menemui mereka dengan perjuangan kami dan kemudian kami akan melihat apakah mereka belajar bahwa perempuan-perempuan Zapatista itu tidak menyerah, menyerah, atau berkhianat.
Tahun lalu selama pertemuan perempuan kami membut usaha keras untuk memastikan bahwa kamu, compañera dan sudara, senang dan aman dan gembira. Meskipun demikian, kami memiliki setumpukan besar komplain-komplain yang kamu tinggalkan kepada kami: bahwa papan-papan [yang kamu tiduri] keras, bahwa kamu tidak menyukai makanan, makanan-makanan itu mahal, bahwa ini atau itu harus atau tidak seharusnya dengan cara ini atau cara itu. Tetapi kemudian kami akan mengatakan kepadamu lebih banyak mengenai pekerjaan kami dalam menyiapkan pertemuan itu dan mengenai kritik-kritik kami terima.
Apa yang ingin kami sampaikan kepadamu sekarang adalah bahwa meskipun dengan seluruh komplain dan kritik, kamu aman di sini: tidak ada laki-laki jahat atau bahkan laki-laki baik memandang kamu atau menghakimi kamu. Seluruhnya perempuan di sini, kami bisa membuktikannya.
Sekarang tidak aman lagi, karena kapitalisme akan datang kepada kami, untuk semuanya, dan berapapun harganya. Penyerangan ini sekarang mungkin karena mereka berkuasa merasa bahwa banyak orang-orang mendukung mereka dan akan menghargai mereka tidak peduli apapun kekejaman mereka lakukan. Apa yang mereka akan lakukan menyerang kami dan kemudian memeriksa jajak pendapat untuk melihat apakah peringkat-peringkat mereka masih naik, lagi dan lagi sampai kami dibinasakan.
Bahkan ketika kami menulis surat ini, serangan-serangan paramiliter telah mulai. Mereka adalah kelompok-kelompok yang sama seperti biasanya—pertama mereka diasosiakan dengan PRI, kemudian PAN, kemudian PRD, kemudian PVEM, dan sekarang dengan MORENA.
Jadi kami menulis untuk memberitahukan kamu, bahwa kami tidak akan menyelenggarakan sebuah pertemuan perempuan di sini, namun kamu harus melakukan itu di tanah-tanah kamu, sesuai waktu dan caramu. Dan meskipun begitu kami tidak akan hadir, kami akan memikirkan kamu.
Compañera, saudara:
Jangan berhenti berjuang. Bahkan jika kapitalis-kapitalis jahat dan pemerintah-pemerintah baru yang jahat mendapatkan jalan mereka dan memusnahkan kami, kamu harus tetap berjuang di duniamu. Itulah yang kami sepakati dalam pertemuan itu: bahwa kami semua akan berjuang supaya tidak ada perempuan di setiap sudut dunia akan menjadi takut menjadi seorang perempuan.
Compañera, saudara: sudut dunia kamu adalah sudut kamu di mana untuk berjuang, sama seperti perjuangan kami di sini di wilayah Zapatista.
Pemerintah-pemerintah baru yang jahat berpikir bahwa mereka akan mengalahkan kami dengan mudah, bahwa ada sangat sedikit dari kami dan tidak ada satupun dari dunia lain mendukung kami. Namun itu tidaklah masalahnya, compañera, saudara, karena meskipun hanya ada satu orang dari kami tersisa, ia akan berjuang mempertahankan kebebasan kami.
Kami tidak takut, compañera, saudara.
Apakah kami tidak takut 25 tahun lalu ketika bahkan tidak ada satupun tahu kami ada, kami tentu tidak akan menjadi takut sekarang bahwa kamu telah melihat kami—bagaimanapun kamu melihat kami, baik atau buruk, tetapi kamu melihat kami.
Compañera, hermana:
Jagalah cahaya kecil itu yang kami berikan kepadamu. Jangan biarkan ia padam.
Bahkan jika cahaya kami dipadamkan dengan darah kami, bahkan jika cahaya-cahaya lain padam di tempat-tempat lain, jagalah cahayamu meskipun ketika masa-masa sulit, kita harus tetap menjadi diri kita apa adanya, dan kita adalah perempuan-perempuan yang berjuang.
Itu saja yang kami ingin sampaikan, compañera, saudara. Singkatnya, kami tidak akan menyelenggarakan sebuah pertemuan perempuan di sini; kami tidak akan berpartisipasi. Jika kamu menyelenggarakan pertemuan di dunia kamu dan setiap orang bertanya kepada kamu di mana Zapatista-Zapatista, dan mengapa mereka tidak datang, katakan kepada mereka kebenarannya: katakan kepada mereka bahwa perempuan-perempuan Zapatista sedang berjuang di sudut dunia mereka untuk kebebasan mereka.
Itu saja, compañeras, saudara, jagalah dirimu. Mungkin kita tidak akan bertemu lagi.
Mungkin mereka akan mengatakan kepada kamu untuk tidak bersusah-payah memikirkan mengenai Zapatista-Zapatista lagi karena mereka tidak lagi ada. Mungkin mereka akan mengatakan kepada kamu bahwa tidak ada lagi Zapatista-Zapatista.
Tetapi ketika kamu berpikir bahwa mereka benar, bahwa kami telah dikalahkan, kamu akan melihat bahwa kami masih melihat kamu dan bahwa salah satu dari kami, tanpa kamu bahan menyadari itu, telah mendekati kamu dan berbisik ke telingamu, satu-satunya untuk kamu dengar: “Dimana cahaya kecil itu yang kami berikan kepada kamu?”
Dari Peggunungan di Meksiko Tenggara
Para Perempuan Zapatista
Februari 2019
catatan:
[1] Tanah genting di Meksiko yang merupakan daratan tersempit yang memisahkan Teluk Meksiko dengan Samudra Pasifik. Sebelum pembukaan Terusan Panama, terusan ini menjadi rute pelayaran yang disebut Rute Tehuantepec. Namanya diambil dari kota Santo Domingo Tehuantepec di negara bagian Oaxaca; nama ini berasal dari bahasa Nahuatl tecuani-tepec yang berarti “bukit jaguar”. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_genting_Tehuantepec
Mungkin masih banyak di antara kita, bahkan juga di kalangan mereka yang mengklaim dirinya seorang free-thinker, di Indonesia, yang masih berkata, “Aku percaya sama kekuatan magis” atau “Aku percaya hantu” dan sejenisnya. Dan masalahnya, hanya sedikit sekali dari mereka yang masih percaya tersebut pernah benar-benar mengalami sendiri fenomena yang mereka percayai tersebut. Kebanyakan hanya mendengar kisahnya dari teman, atau saudara, atau temannya temannya teman yang entah siapa mereka sumber berita aslinya. Saat ada sebuah pengalaman langsung berhasil dialami, biasanya tak pernah ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan atas hal tersebut, melainkan hanya sekedar langsung dicerna dan berkata, “Ternyata hal ini benar persis seperti apa yang dikatakan oleh banyak orang”. Saat seseorang yang pernah mengalami langsung, dan tetap mengajukan keraguan dan berbagai pertanyaan, maka orang tersebut biasanya langsung dicap sebagai seorang rasionalis yang sudah keterlaluan.
Neo pagan dan mistikisme telah begitu dalam melakukan penetrasi dalam kehidupan masyarakat kita, terlebih lagi di Indonesia, juga dalam lingkar kaum yang mengaku dirinya revolusioner –sesuatu yang sesungguhnya menguburkan sikap skeptik yang sehat yang sangat esensial untuk dapat menyerang penguasa. Kita semua telah dilatih sejak kecil untuk percaya… untuk menerima sebuah ide tanpa perlu mempertanyakan sesuatu lebih jauh dan menginterpretasikan pengalaman harian kita berdasarkan sebuah ide yang diajukan. Sejak kita hanya diajarkan untuk percaya, bukan bagaimana caranya berpikir, maka saat kita menolak lagi kepercayaan yang sudah umum, kita akan mencari alternatifnya dalam sistem kepercayaan lain, bukannya mulai belajar untuk mencari pemahaman atas diri dan dunia kita sendiri berdasarkan kepercayaan-kepercayaan yang telah ada. Kita memeluknya, tanpa menginterpretasikannya. Saat penolakan ini termasuk sebuah kritik atas kehidupan masyarakat modern, seseorang biasanya langsung kembali ke dalam keyakinan mistik seperti kembali ke alam a la animisme apabila ia tidak malah memeluk agama-agama yang tersedia berderet-deret untuk dipilih seperti di supermarket.
Hanya sedikit dari kita yang tidak lagi tertarik pada sistem kepercayaan apapun. Orang-orang seperti inilah yang berusaha membentuk hidupnya sendiri dengan mulai belajar untuk berpikir sendiri berdasarkan apa yang ada dan dipelajari, dan pemikiran seperti ini tidak ada kaitannya dengan masalah kepercayaan dalam bentuk apapun juga.
Mungkin salah satu alasan mengapa banyak di antara mereka yang menganggap dirinya progresif masih berdiri jauh dari sikap skeptis –selain karena percaya adalah jauh lebih mudah– adalah karena para rasionalis sains telah mengklaim bahwa diri mereka skeptis saat mereka memapankan sistem kepercayaan yang otoritatif. Perhatikan bagaimana publikasi-publikasi, bahkan yang ditulis oleh kaum progresif sekalipun, sebesar apapun mereka menyerang sistem ini, mereka gagal dalam melepaskan diri dari konteks percaya pada sesuatu; entah itu percaya pada ideologi Marxis-Leninisme (yang mengaku saintifik), ataupun nasionalisme (yang mengaku rasional). Tetapi bahkan publikasi dari para atheispun tidak dapat meletakkan visi skeptis mereka pada sains yang telah mapan, mereka cenderung menyerang apapun yang mereka inginkan, dengan memberi kepercayaan pada sains modern. Telah begitu lama sains berhasil menyembunyikan fakta bagaimana mereka tidak berbeda dengan sistem kepercayaan. Memang, observasi dan eksperimentasi adalah langkah-langkah penting dalam menyusun sebuah kerangka pemikiran seseorang, sebagaimana juga yang telah dilakukan oleh sains. Tetapi masalahnya sains tidak mengaplikasikan metoda tersebut dengan bebas demi mengeksplorasi hidup otonom, melainkan menggunakannya ke dalam sistem kepercayaan.
Stephen Jay Gould misalnya, ia adalah seorang yang mengaku rasional, percaya hanya pada sains. Dalam salah satu bukunya, ia mencantumkan sebuah diskusi yang mendasari sains. Ia menyatakan dengan jelas bahwa dasar dari sains bukanlah –seperti yang telah diketahui secara umum– “metoda saintifik” (atau observasi empirik dan eksperimentasi), melainkan sebuah sistem kepercayaan bahwa ada sebuah hukum universal dimana alam memiliki aturannya dan cara beroperasinya sendiri. Ia juga menekankan bahwa metoda empirik hanya dapat menjadi sains saat diterapkan dalam konteks kepercayaan ini. Para rasionalis skeptis dengan gembira melecehkan kepercayaan pada hal-hal metafisik tetapi mereka menolak mengaplikasikannya pada sistem kepercayaan terhadap sains. Hal ini sama polanya dengan mereka, orang-orang yang mengaku dirinya muslim tetapi masih percaya pada sistem perbankan yang jelas-jelas riba. Kita sendiri, seharusnya mampu untuk keluar dari lingkaran ini semua.
Selama kita masih memfokuskan diri kita pada agama, dewa, hantu, termodinamik ataupun proyeksi astral, kita tak akan pernah mempertanyakan hal yang paling esensial, karena kita telah merasa mendapatkan jawaban, jawaban yang membuat kita mempercayai sesuatu, jawaban yang tak mudah mendapatkan jawaban baik dari hal-hal metafisik maupun saintifik, adalah satu-satunya jalan yang memulai hasrat individu untuk mendeterminasikan dirinya. Pola berpikir itu dapat bermula dari pertanyaan-pertanyaan tersulit yang membutuhkan jawaban yang juga sama sulitnya yang berkaitan langsung dengan hidup harian kita seperti: mengapa hidupku ini sangat jauh dengan hidup yang kudambakan, dan bagaimana caranya untuk mengubahnya? Tetapi saat seseorang dengan pertanyaan tersebut terlalu cepat melangkah demi menjawab pertanyaannya dengan sebuah jawaban yang didasari atas rasa percaya, orang tersebut telah kehilangan hidupnya lagi dan kembali memeluk perbudakan.
Skeptikisme adalah sebuah alat yang esensial bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari perbudakan psikis. Dalam usaha untuk belajar mengeksplorasi –yaitu untuk mulai membangun dirinya sendiri– seseorang harus menolak untuk percaya. Tentu saja, ini adalah sebuah perjuangan yang berat dan tak jarang sangat menyakitkan, ataupun juga selalu dalam sebuah kegelisahan yang tak kunjung berhenti; tetapi inilah petualangan dalam mengeksplorasi dunia bagi diri seseorang, demi membangun hidupnya, demi hasrat terdalamnya sendiri, aksi yang akan mampu untuk menghancurkan seluruh kekuasaan dan kekangan sosial. Maka apabila engkau bersikukuh mengajukan sistem kepercayaanmu pada kami, tak perlu heran apabila apa yang engkau dapatkan hanyalah keragu-raguan, pertanyaan-pertanyaan lanjutan, ataupun bahkan ejekan; karena saat sebagian dirimu menyatakan bahwa dirimu masih membutuhkan sesuatu untuk dipercayai, berarti dirimu masih membutuhkan seorang majikan untuk menetukan hidupmu.
“Hidup, adalah saat engkau memikirkan rencana-rencana bagi dirimu sendiri.”